My Photo
Name:
Location: Sukabumi-Cianjur-Bandung (kayak jurusan?), Jawabarat, Indonesia

Saturday, July 08, 2006

MASAYARAKAT PELABUHANRATU KELUHKAN PDAM DAN PLN

Puncak. Palabuhanratu Masyarakat Palabuhanratu mengeluh dengan sering padamnya aliran air dan listrik di daerahnya, sejak tiga hari terakhir ini ( sejak jum'at 7/7) padamnya aliran listrik dan air berdampak cukup besar terhadap kebutuhan vital masyarakat, mereka terpaksa menunda keinginan untuk mandi, cuci dan kakus, Dian (27) warga Gang Lumbung, Kec. Palabuhanratu ketika ditemui Puncak , minggu (9/7). Menyesalkan ulah kedua lembaga yang dinaungi pemerintah tersebut (PDAM/PLN), pasalnya pemadaman tersebut tanpa diiringi sosialisasi kepada warga masyarakat Palabuhanratu "Kalau yang mati itu cuma aliran air sebenarnya saya pribadi tidak merasa keberatan, karena rumah kami memiliki sanyo yang menggunakan tenaga listrik namun karena Listrik PLN juga mengalami hal serupa akhirnya kita kesulitan mendapatkan pasokan air" ujarnya kesal. Dalam pantauan Puncak di Desa Citepus nampak belasan warga menanti giliran untuk bisa menjalankan aktifitas mandi, mencuci dan buang hajat yang sementara ini mereka memanfaatkan sumur yang ada di masjid-masjid, atau ikut numpang di beberapa warga yang memiliki fasilitas sumur, bahkan ada beberapa warga yang terpaksa mandi, cuci, dan kakus memanfaatkan sungai citepus yang terletak tak jauh dari tempat tinggal mereka, hal ini dibenarkan Beni (38) warga setempat kepada Puncak, rumahnya untuk sementara dimanfaatkan untuk pemandian umum warga, karena kebetulan tempat tinggalnya memiliki sumur timba, "Hal ini tentu saja sedikit merepotkan saya, tiap harinya belasan warga antri menanti giliran, sedang saya terpaksa harus bangun pagi-pagi sekali hanya untuk bisa memanfaatkan air lebih dulu" ujarnya. Menurut seorang sumber yang enggan disebut namanya, sering matinya listrik ini diduga akibat mesin generator pembangkit listrik yang digunakan oleh PLN saat ini sudah terlalu tua, namun belum ada kebijakan internal PLN untuk segera memperbaharui mesin tersebut, yang ada malah dipaksakan sehingga terpaksa kebutuhan listrik untuk warga tersendat, warga pun terpaksa harus menunggu giliran dalam memperoleh pasokan listrik, Hermawan (60) pegawai sebuah distributor Ice Cream menyesalkan tindakan yang dilakukan PLN tersebut, menurutnya disatu sisi pembayaran tagihan selalu gencar disosialisasikan sedang sektor pelayanan tidak ditingkatkan, "Bukan hanya kami yang dirugikan, coba pikir bagaimana nasib pemilik Distributor Es Cream tempat saya bekerja yang otomatis menggunakan Aliran listrik untuk kelangsungan usahanya, mereka bisa rugi puluhan juta rupiah andai es yang mereka simpan di Frezzer Box meleleh akibat alatnya tidak menyala, tolong pikirkan juga nasib saya andai Bos mengalami kerugian" keluhnya. (CR1)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home