My Photo
Name:
Location: Sukabumi-Cianjur-Bandung (kayak jurusan?), Jawabarat, Indonesia

Monday, August 28, 2006

Ratusan Umat Hindu Bali Ritual Bakti Pakelem


Palabuhanratu-Puncak
Meski di goyang isu santer tentang Tsunami, ternyata tidak mengurungkan niat ratusan masyarakat Hindu Bali yang ada di Pulau Jawa untuk melakukan Upacara Larung Saji atau dalam bahasa bali upacara ini disebut Bakti Pakelem di Pantai Selatan Palabuhanratu tepatnya di Kawasan pantai Inna Samudera Beach Hotel selasa (25/7), kemarin, acara yang diselenggarakan atas inisiatif masyarakat Hindu yang tergabung dari Geria Gede Tegal Jinga, Denpasar Bali. Dipilihnya Pantai Citepus sebagai acara Bakti Pakelem ini karena umat hindu ingin mewujudkan rasa tentram bagi seluruh umat manusia di pulau jawa, seperti diungkap Ida Pedanda Gede Putra Bajing, salah satu 'Sulinggih' (pemimpin upacara) kepada wartawan, Pedanda mengungkap bahwa dengan ritual ini semua membuat permemohon dan mendekatkan diri antar individu utamanya kepada Alam, Sesama manusia dan Tuhan. "Berbuat baik kepada Alam, interopeksi diri terhadap hal-hal yang tidak perlu, dipilihnya laut selatan karena disini perlu penyucian, laut adalah tempat datangnya kebaikan dan laut pulalah yang membawa keburukan namun laut juga yang akan melarutkannya, memohon agar kita semua mendapat kerahayuan menghilangkan hal-hal yang tidak baik, kita bersama-sama ikut serta memberikan doa dengan harapan lebih mempunyai sikap yang penuh disiplin " Ujar Pedanda. Suasana Sakral terasa di penjuru pantai citepus, ketika umat hindu memanjatkan doa-doa sucinya, 7 orang Sapta Resi (Pemimpin Ritual Penutup) tampak mencipratkan air suci pada seluruh peserta, yang bertanda acara pemanjatan doa telah selesai, dilanjut dengan larung saji yang nantinya akan dilarung ditengah laut Cimaja, larung saji ini menurut umat hindu merupakan bentuk permohonan maaf pada angkara, pertiwi, segare (Laut), dan Tuhan yang kuasa, sebanyak 8 ekor hewan dilarung dalam acara tersebut, diantaranya Ayam, Babi, Sapi, Kerbau, penyu dan beberapa burung. "Acara ini bukan karena adanya tsunami, namun tetap ada korelasinya, menghilangkan angkara dan sangkala yang mengancam di Pantai Selatan dan khususnya bagi palabuhanratu kita juga ingin menghargai 'karuhun' setempat seperti keberadaan karuhun sunda seperti Prabu siliwangi" Ujar Pedanda menjelaskan bahwa ritual ini sebenarnya bukan karena adanya gempa dan tsunami namun sudah direncanakan sejak jauh hari. Pedanda menambahkan jika ritual ini bukan hanya dilakukan di Pantai Selatan saja namun juga sempat dilakukan di sejumlah Pegunungan salah satunya Semeru, bahkan setelah dari Palabuhanratu, ritual akan dilanjutkan di Gunung Salak Ciapus Bogor. Pelaksanaan ritual yang bertempat di kawasan Hotel Inna Samudera Beach Hotel (SBH) tentu saja membuat promosi gratis bagi salah satu hotel berbintang tersebut karena selain di datangi puluhan kuli disket dari berbagai media cetak dan elektronik, Samudera Beach menjadi tuan rumah dari event yang mendongkrak pariwisata di Kabupaten Sukabumi ini, Suhartini Tarigan, General Manager Inna Samudera Beach Hotel, kepada Puncak menuturkan, "Jangan hanya isu tsunami yang dibesar-besarkan terus oleh Media, namun potensi seperti ini juga mesti dipublikasikan, nyatanya ratusan umat hindu dari Jabotebek dan Bali mempercayai Palabuhanratu sebagai tempat melakukan ritual ini,". Ujar Suhartini. Hal senada diungkap Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, Asep Wahyudin S.IP, S.Sos ketika ditemui Puncak di sela-sela acara, "Saya harap kepada teman-teman media untuk tidak terus mengekspose, tentang tsunami, apalagi kalau berita tersebut sudah basi, BMG mengeluarkan statement dua minggu yang lalu, kemudian oleh rekan media dipelintir dan jadi konsumsi bacaan baru, kan itu mengakibatkan ketakutan bagi pembaca" ujar Asep.(Alamsyah)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home