Berita Puncak

My Photo
Name:
Location: Sukabumi-Cianjur-Bandung (kayak jurusan?), Jawabarat, Indonesia

Saturday, July 08, 2006

Pasar Monyet, "Penghias" Pesisir Pantai Citepus Pelabuhanratu

Pelabuhanratu-Puncak
Pasar Monyet, sebuah lokalisasi yang terdapat di Pesisir Pantai Citepus Palabuhan Ratu, Sukabumi Jawabarat, keberadaannya sejak 1972 membuat namanya dikenal orang, tak hanya turis Domestik yang mengenalnya, Turis asing pun ikut mengenalnya dan pada akhir 1980 sempat menjadi Trendseter para Bule, sampai terkenal sebuah istilah "No Visiting Palabuahnratu if no come to Pasar Monyet", hingga kini Pasar Monyet tetap menjadi penghias pesisir pantai citepus, sebuah "legalisasi" Perzinahan..? atau terbawa arus Dilematis Kepariwisataan..? mengingat jalan masuk menuju Palabuhan ratu ada sebuah papan penyambut yang dibuat Aparat Pemda Kabupaten Sukabumi bertuliskan "Selamat datang Di daerah Mubarokah Palabuhan ratu", Pasar Monyet, begitu orang menyebutnya, konon istilah itu muncul jauh hari sebelum pesisir pantai citepus di huni oleh beragam gubuk remang-remang seperti sekarang, dulu tempat tersebut sempat di huni oleh puluhan bahkan ratusan monyet yang beranak pinak di tempat tersebut, namun keberadaanya perlahan tersingkirkan oleh beberapa warga yang berkeinginan mencari sesuap nasi dengan mendirikan tenda-tenda yang menjajakan berbagai macam minuman keras, lambat laun tidak hanya minuman yang dijajakan di Pesisir Pantai Citepus yang dulunya masih lebat dengan aneka pepohonan dan suhu disana pun masih dingin, tidak sepanas sekarang, dulu saat dingin orang terbiasa mencari kehangatan dengan minuman keras yang ada di tempat ini, lambat laun dari minuman yang dijajakan bertambah dengan hadirnya Penjaja Tubuh ( Pekerja Seks Komersial), hingga sekarang tempat tersebut terkenal menjadi Pasar Monyet.
Seiring dengan waktu, Pasar Monyet yang sempat terkena badai kecil yang memporak porandakan tempat tersebut pada penghujung tahun 2002 , masih seperti dulu dan tidak berubah keberadaannya, walaupun kini Palabuhan Ratu adalah Ibukota Kabupaten Sukabumi namun Kekumuhan Pasar Monyet tetap menjadi "Penghias" di Palabuhan ratu, di tambah dengan di sediakannya Warung semi permanent untuk menggantikan Gubug remang yang ada namun tetap saja belum ada keseriusan pemerintah setempat dalam membina dan menyikapi para PSK di tempat tersebut. .... (CR1)

PANTAI PELABUHANRATU DIPADATI PENGUNJUNG

Puncak. Palabuhanratu
Ratusan pengunjung memadati pantai Citepus hingga Cimaja Pelabuhanratu, minggu (9/7). hal ini terkait liburan panjang sekolah yang sudah berlangsung sejak beberapa hari yang lalu, bukan hanya anak sekolah Pengunjung yang mayoritas berasal dari Bogor dan jakarta ini datang berombongan menggunakan kendaraan roda dua mereka tergabung dalam beberapa organisasi sepeda motor, bertujuan sama, sekedar melepas penat karena menurut mereka aktifitas yang mereka jalani sehari-harinya menuntut Otak untuk bekerja ekstra keras dengan menikmati suasana pantai mereka berharap tensi otak bisa sedikit di istirahatkan, "Kejenuhan yang kami alami selama beberapa hari kemarin hilang begitu memandang ombak yang berkejaran dipesisir pantai, hembusan angin yang seolah tak ada habisnya merupakan kenikmatan yang sulit dilukiskan" ujar andry (27) wisatawan asal Bogor.
Walau cuaca pantai yang panas, seolah tidak mempengaruhi para pendatang ini untuk sekedar berlarian di pantai atau bermain bola, untuk mengatasi rasa gerah mereka berendam sebentar di pinggiran pantai kemudian kembali bergabung dengan rekan-rekannya, dalam pantauan Puncak, para pendatang ini sebagian memanfaatkan pondokan-pondokan kecil pemilik warung makan sebagai tempat beristirahat diwaktu malam, bahkan beberapa wisatawan yang baru datang terlihat sibuk menggelar tenda-tenda besar dan kecil. alhasil ketika malam tiba dan rasa dingin hembusan angin laut terasa dingin menyergap, nyala api unggunpun menghiasi tiap tenda.
Kedatangan para Turis domestik ini disambut antusias oleh warga setempat, seolah tak mau kalah dengan para pendatang, warga sekitar pun turut menggelar tenda guna menjajakan barang dagangan berupa makanan kecil dan minuman ringan, mereka sepakat untuk menjual barang dagangannya dengan harga standar, "kalau terlalu mahal kita takut mas, takutnya mereka enggan buat berbelanja lagi, hal ini juga kita manfaatkan untuk mengikat silaturahmi, kan andai kata mereka datang lagi tahun depan bisa jadi langganan" ujar Endan (24) seorang penjual makanan ringan kepada Puncak, yang menggelikan mayoritas penjual makanan dadakan ini adalah anak muda, selain menambah pemasukan mereka memanfaatkan situasi ini dengan berkenalan dengan beberapa pengunjung lawan jenis yang seumuran dengan mereka.
Beberapa penduduk sekitar terlihat peduli dengan keselamatan para pengunjung, tak hentinya mereka memperingatkan agar para pengunjung tidak mencoba berenang terlalu jauh mengingat pantai citepus memiliki struktur tanah yang landai dan pasir pantai yang rapuh, ditambah ombak yang sering berubah terkadang ombaknya kecil namun tiba-tiba besar tanpa bisa diduga, Tatung (29) salah seorang tokoh pemuda Citepus membenarkan hal tersebut, Tatung yang juga memiliki warung Tenda pantai citepus kepada Puncak menuturkan bahwa sudah cukup banyak korban berjatuhan di Pantai citepus akibat terseret ombak, dan ia dan rekan-rekannya tak menginginkan hal tersebut kembali terulang, "Biasanya Pemda Kabupaten Sukabumi memasang spanduk peringatan, namun entah mengapa di musim liburan ini tak ada satupun yang terpasang, jadi kami berinisiatif sendiri memperingatkan para pengunjung untuk tidak berenang terlalu jauh ketengah, kalau ada apa-apa kan kami juga yang repot" ujarnya khawatir.(CR1)

MASAYARAKAT PELABUHANRATU KELUHKAN PDAM DAN PLN

Puncak. Palabuhanratu Masyarakat Palabuhanratu mengeluh dengan sering padamnya aliran air dan listrik di daerahnya, sejak tiga hari terakhir ini ( sejak jum'at 7/7) padamnya aliran listrik dan air berdampak cukup besar terhadap kebutuhan vital masyarakat, mereka terpaksa menunda keinginan untuk mandi, cuci dan kakus, Dian (27) warga Gang Lumbung, Kec. Palabuhanratu ketika ditemui Puncak , minggu (9/7). Menyesalkan ulah kedua lembaga yang dinaungi pemerintah tersebut (PDAM/PLN), pasalnya pemadaman tersebut tanpa diiringi sosialisasi kepada warga masyarakat Palabuhanratu "Kalau yang mati itu cuma aliran air sebenarnya saya pribadi tidak merasa keberatan, karena rumah kami memiliki sanyo yang menggunakan tenaga listrik namun karena Listrik PLN juga mengalami hal serupa akhirnya kita kesulitan mendapatkan pasokan air" ujarnya kesal. Dalam pantauan Puncak di Desa Citepus nampak belasan warga menanti giliran untuk bisa menjalankan aktifitas mandi, mencuci dan buang hajat yang sementara ini mereka memanfaatkan sumur yang ada di masjid-masjid, atau ikut numpang di beberapa warga yang memiliki fasilitas sumur, bahkan ada beberapa warga yang terpaksa mandi, cuci, dan kakus memanfaatkan sungai citepus yang terletak tak jauh dari tempat tinggal mereka, hal ini dibenarkan Beni (38) warga setempat kepada Puncak, rumahnya untuk sementara dimanfaatkan untuk pemandian umum warga, karena kebetulan tempat tinggalnya memiliki sumur timba, "Hal ini tentu saja sedikit merepotkan saya, tiap harinya belasan warga antri menanti giliran, sedang saya terpaksa harus bangun pagi-pagi sekali hanya untuk bisa memanfaatkan air lebih dulu" ujarnya. Menurut seorang sumber yang enggan disebut namanya, sering matinya listrik ini diduga akibat mesin generator pembangkit listrik yang digunakan oleh PLN saat ini sudah terlalu tua, namun belum ada kebijakan internal PLN untuk segera memperbaharui mesin tersebut, yang ada malah dipaksakan sehingga terpaksa kebutuhan listrik untuk warga tersendat, warga pun terpaksa harus menunggu giliran dalam memperoleh pasokan listrik, Hermawan (60) pegawai sebuah distributor Ice Cream menyesalkan tindakan yang dilakukan PLN tersebut, menurutnya disatu sisi pembayaran tagihan selalu gencar disosialisasikan sedang sektor pelayanan tidak ditingkatkan, "Bukan hanya kami yang dirugikan, coba pikir bagaimana nasib pemilik Distributor Es Cream tempat saya bekerja yang otomatis menggunakan Aliran listrik untuk kelangsungan usahanya, mereka bisa rugi puluhan juta rupiah andai es yang mereka simpan di Frezzer Box meleleh akibat alatnya tidak menyala, tolong pikirkan juga nasib saya andai Bos mengalami kerugian" keluhnya. (CR1)